Untuk sahabat seperjuangan yang sedang mencari Gastfamilie (GF) di Jerman.
Awal mulanya saya mengenal Aupair tidak terlepas dari informasi teman SMA saya yang sekarang berada di Jerman dan menikah dengan orang Jerman. Waktu itu saya menghubungi dia dan bertanya bagaimana ia bisa berangkat ke Jerman. Singkatnya, ia menyarankan untuk ikut program Aupair dan mendaftarkan diri di Germanclub Indonesia.
Bulan November 2012 saya mendaftarkan diri sebagai Aupair ke Jerman. Kemudian saya menerima surat lamaran yang berjumlah 6 rangkap dari Agen di Germanclub Indonesia dengan rincian 5 rangkap untuk data diri, pendidikan terakhir dan 1 rangkap untuk surat motivasi (isi surat saya: pekerjaan calon Aupair ,mengapa ikut program Aupair, rencana setelah masa Aupair berakhir, dan yang paling penting adalah pengalaman bersama anak-anak ). Di samping itu saya juga melampirkan tiga foto bersama dengan saudara saya yang masih duduk di bangku SD dengan gambaran sedang bermain, tersenyum, tertawa. Tujuan saya melampirkan foto tersebut supaya GF tertarik karena menurut informasi dari Om Google, Aupair laki-laki lebih sulit mendapatkan GF dari pada Aupair perempuan. Berselang 2 bulan setelah pengiriman surat lamaran ke Jerman tidak ada satu pun GF yang tertarik dengan surat lamaran saya. Lalu agen meminta saya mengurus paspor meskipun belum ada kepastian mendapatkan GF. Setelah paspor jadi, saya menerima lagi 3 jenis surat lamaran dari agen. Satu jenis lamaran diwakili satu agen di Jerman. Jadi 3 formulir untuk 3 agen. 3 agen yang saya bahas di sini adalah orang jerman yang kerjasama dengan agen di Germanclub Indonesia. Mereka bertugas mengirimkan surat lamaran tersebut kepada GF. Pendeknya bulan Februari ada satu GF tertarik dengan surat lamaran saya.
Kemudian kami mulai berkenalan satu sama lain lewat email. Kami juga membahas mengenai tugas saya selama menjadi Aupair. Setelah itu saya lebih banyak bertanya mengenai anak-anak mereka, permainan apa yang mereka suka, bahkan saya juga membahas mengenai permainan tradisional asal Indonesia. Di samping itu GF menelpon sekali dengan maksud mendengarkan langsung bahasa jerman saya. Pendeknya bulan Mei 2013 GF mengirimkan surat perjanjian serta surat undangan kepada agen di Germanclub Indonesia sebagai alat untuk mengurus Visa Aupair. Setelah itu agen tersebut mengirim dokumen itu ke Email saya.
Sekarang saya lagi menunggu panggilan telpon untuk mengambil Visa di kedutaan Jerman Jakarta. Kalau tidak ada halangan saya berangkat ke Regensburg bulan Agustus 2013. Pengalaman saya dari awal hingga akhirnya mendapatkan GF di Jerman tidak terlepas dari kegagalan, kerja keras, banyak bertanya, kesabaran menjalani proses dan tentu doa. Semoga apa yang saya share di sini bisa membantu sahabat seperjuangan meraih mimpi ke Jerman.
PS: Kalau ada yang mau ditanyakan, bisa kontak saya di Facebook.
Sampai jumpa di Jerman dan Semoga berhasil!
Salam
Erick Saputra Tangke
Tweet
Awal mulanya saya mengenal Aupair tidak terlepas dari informasi teman SMA saya yang sekarang berada di Jerman dan menikah dengan orang Jerman. Waktu itu saya menghubungi dia dan bertanya bagaimana ia bisa berangkat ke Jerman. Singkatnya, ia menyarankan untuk ikut program Aupair dan mendaftarkan diri di Germanclub Indonesia.
Bulan November 2012 saya mendaftarkan diri sebagai Aupair ke Jerman. Kemudian saya menerima surat lamaran yang berjumlah 6 rangkap dari Agen di Germanclub Indonesia dengan rincian 5 rangkap untuk data diri, pendidikan terakhir dan 1 rangkap untuk surat motivasi (isi surat saya: pekerjaan calon Aupair ,mengapa ikut program Aupair, rencana setelah masa Aupair berakhir, dan yang paling penting adalah pengalaman bersama anak-anak ). Di samping itu saya juga melampirkan tiga foto bersama dengan saudara saya yang masih duduk di bangku SD dengan gambaran sedang bermain, tersenyum, tertawa. Tujuan saya melampirkan foto tersebut supaya GF tertarik karena menurut informasi dari Om Google, Aupair laki-laki lebih sulit mendapatkan GF dari pada Aupair perempuan. Berselang 2 bulan setelah pengiriman surat lamaran ke Jerman tidak ada satu pun GF yang tertarik dengan surat lamaran saya. Lalu agen meminta saya mengurus paspor meskipun belum ada kepastian mendapatkan GF. Setelah paspor jadi, saya menerima lagi 3 jenis surat lamaran dari agen. Satu jenis lamaran diwakili satu agen di Jerman. Jadi 3 formulir untuk 3 agen. 3 agen yang saya bahas di sini adalah orang jerman yang kerjasama dengan agen di Germanclub Indonesia. Mereka bertugas mengirimkan surat lamaran tersebut kepada GF. Pendeknya bulan Februari ada satu GF tertarik dengan surat lamaran saya.
Kemudian kami mulai berkenalan satu sama lain lewat email. Kami juga membahas mengenai tugas saya selama menjadi Aupair. Setelah itu saya lebih banyak bertanya mengenai anak-anak mereka, permainan apa yang mereka suka, bahkan saya juga membahas mengenai permainan tradisional asal Indonesia. Di samping itu GF menelpon sekali dengan maksud mendengarkan langsung bahasa jerman saya. Pendeknya bulan Mei 2013 GF mengirimkan surat perjanjian serta surat undangan kepada agen di Germanclub Indonesia sebagai alat untuk mengurus Visa Aupair. Setelah itu agen tersebut mengirim dokumen itu ke Email saya.
Sekarang saya lagi menunggu panggilan telpon untuk mengambil Visa di kedutaan Jerman Jakarta. Kalau tidak ada halangan saya berangkat ke Regensburg bulan Agustus 2013. Pengalaman saya dari awal hingga akhirnya mendapatkan GF di Jerman tidak terlepas dari kegagalan, kerja keras, banyak bertanya, kesabaran menjalani proses dan tentu doa. Semoga apa yang saya share di sini bisa membantu sahabat seperjuangan meraih mimpi ke Jerman.
PS: Kalau ada yang mau ditanyakan, bisa kontak saya di Facebook.
Sampai jumpa di Jerman dan Semoga berhasil!
Salam
Erick Saputra Tangke