Direkt zum Hauptbereich

Aurora Dewi Pytaloka

Frankfurt, Jerman

Hallo Nama saya Aurora Dewi Pytaloka. Saya seorang mahasiswi Psikologi angkatan 2012 di salah satu Universitas Swasta di Bandung. Kenapa saya ikut Au-pair? Saya pingin kuliah sebenarnya, pingin bisa mengexplore diri saya. Kenapa Jerman? Saya Ingin kuliah di negara yang maju, dan saya cari berbagai keterangan tentang mutu pendidikan sampai biaya. Rata- rata negara maju biaya hidup sehari-hari tinggi dan biaya pendidikannya juga tinggi. Jerman adalah negara maju yang pendidikannya kostenlos alias gratis, kalau pun bayar murah disini dibanding kuliah per semester di Indonesia. Kemudian juga saya tertarik dengan Psikologi, rasanya Jerman negara yang tepat karena Bapak Psikologi dunia berasal dari Jerman Saya les bahasa privat di Indonesia selama sebulan ngejar test A.1 Goethe. Setelah itu saya buka web Au-pair World. Mulai mengisi data diri dan mencari keluarga. Saya coba ke beberapa keluarga awalnya di tolak puluhan keluarga, Ada yang udah mau tapi kadang ga jadi, jangan kaget dan jangan pesimis aja. Coba ke banyak keluarga, dan akhirnya ada 5 keluarga yang mau, salahnya karena kebetulan itu pas Liburan semester jadi saya mikirnya keluarga yg duluan kasih Kontrak yg saya pilih. Maksudnya pas masuk semester dua perkuliahan pas saya bisa ambil cuti. Jadi jaga aman, kalau- kalau disini ga dikasih jalan buat kuliah sama Tuhan. Keluarga yang pertama itu di Insel Rugen, tapi empat keluarga lainnya tetep aku jaga komunikasi lewat e-mail, ini penting ya, jadi kalau sewaktu-waktu ga cocok keluarga udah ga terlalu ribet, karena cari keluarga juga kayak cari pacar bukan baik atau tidak baik tapi tepat atau tidak tepat. Berkomunikasi lewat e-mail dan Skype selama sebulan dua bulan itu sambil ngurusin visa dan penterjemahan Ijazah, akte kelahiran, rapot SMA semester 5 dan 6, ini dibutuhin kalau mau ambil Bachelor disini, biar nanti ga ribet lagi. Bulan Maret 2013 berangkat, dan salah tempat ternyata. Kesimpulannya karena itu di sebuah pulau pingin berkembang tapi segalanya terbatas, akhirnya kesepakatan bersama cari keluarga baru, bener-bener ga Ada masalah diantara saya sama keluarganya jadi pisahnya juga sedih. Baru malemnya ngobrolin itu, besoknya saya kirim e-mail ke 4 keluarga nanya mereka masih cari Au-pair atau tidak, ternyata satu masih cari keluarga, kita e-mail, Skype terus total 3 hari ngurus ini itunya pindah sekarang di Frankfurt. Saran buat yang mau Au-pair jangan di pikirin enaknya aja, buat hal-hal menyenangkan tidak perlu dipersiapkan, persiapkan untuk hal-hal yang buruk, tapi juga jangan pesimis, banyak banget pelajaran yang bisa diambil ketika merantau ke negeri orang.

Au-pair itu mengajarkan kita untuk mandiri, untuk berani berbicara, untuk belajar disiplin. Bahasa juga tentunya learning by doing. Kita juga belajar ngadepin anak kecil dengan cara-cara yang tepat.Asyiknya, kalau Liburan musim panas atau musim dingin biasanya keluar dari Jerman, jadi kalau Au-pairnya setahun biasanya hadiahnya liburan bareng ke Austria atau Italy, atau ya negara Eropa lainnya, kebanyakannya gitu. Buat uang jajan disini pemerintahnya menetapkan 260 Euro perbulan, jangan heran juga kalau ada keluarga yang ngasih lebih tapi biasanya kerjanya juga lebih kan seharusnya maksimal kerja atau ngebantu sehari itu enam jam. Kalau Ada keluarga yang cocok sama kita biasanya mereka juga bisa kasih kita visa Sprachstudentin bisa dibilang ya dikuliahin disini. Paling itu yang bisa saya sharing buat temen-temen berminat untuk Au-pair.

Beliebte Posts aus diesem Blog

Culture Shock! Pengalaman Pertama Melihat Wanita Telanjang Di Eropa.

Betul, temen-temen gak salah baca judul post ini. Di seri blogger posts kali ini saya ingin berbagi sedikit beberapa pengalaman kultur shock saya selama saya tinggal di Eropa. Well... pada saat menulis blog ini, saya sudah 10 tahun tinggal di Eropa, dengan kata lain, ada cukup banyak yang bisa saya ceritakan ke kalian. Sebelum saya mulai cerita ini perlu saya ceritakan bahwa sebelum saya pergi ke Eropa, saya belum pernah melihat wanita telanjang sama sekali temen-temen, kecuali dari filem porno atau dari melihat orang gila di jalanan. Waktu berangkat ke Jerman usia saya masih 19 tahun. Kebayangkan bagaimana "culun" dan "cupu" nya saya pada wakut itu. Pada hari itu di Jerman adalah musim panas. Suhu udara nya kurang lebih 35 derajat, suhu yang cukup tinggi untuk penduduk Eropa. Saya masih tinggal di pinggiran kota Stuttgart waktu itu. Kalau tidak salah, itu adalah bulan ke tiga saya tinggal di Jerman. Saya tinggal bersama keluarga asuh saya yang kebetulan adalah

Berapa Penghasilan kerja sambilan di Jerman?

Hallo teman-teman semua, saya sering ditanya oleh beberapa calon Au-Pair dan Mahasiswa, berapa sih besarnya penghasilan dari kerja sambilan di Jerman? Dibawah ini adalah list perkerjaan yang sudah pernah saya coba: Standard Gaji regional Berlin, 2013  Pencuci piring, 5,5 - 7 Euro per-Jam Pramusaji, 6,5 - 8 Euro per-Jam + Tip (+- 10 - 15 Euro per shift) Juru masak, 7,5 - 10 Euro per-Jam (+- 10 - 15 Euro per shift) Penjaga Museum, 7 - 8 Euro per-Jam Pengajar bahasa Indonesia, 9 -13 Euro per-Jam Pekerja gudang pengiriman barang online, 7,5 - 8 Euro per-Jam Pekerja percetakan 7,5 - 8 Euro per-Jam Penerima tamu di Event-event International 8 - 10 Euro per-Jam Cleaning service 9 Euro per-Jam Penerjemah Indonesia - Jerman 10 - 13 Euro per-Jam Sekali lagi list ini hanya berlaku untuk wilayah BERLIN  Seperti yang teman-teman bisa lihat, penghasilan kerja sambilan di Jerman cukup lumayan. Sejak tahun 2009 penghasilan saya dari kerja sambilan berkisar 650 - 1200 Euro per bul

ISLAM SEDANG DI GEMPUR, INI PESAN SAYA UNTUK KALIAN YANG MUSLIM!

Ini video response saya tentang pembunuhan dua mahasiswi di Marokko. Semoga dunia menjadi lebih baik lagi.